Pernahkah
saat berbelanja di pasar atau di swalayan anda ditanya, “apa anda punya uang
kecil?”, hmm.. selaluuu, karena ini sudah jadi tradisi di Indonesia. Tapi apa
pernah anda ditanya, “apa anda membawa kresek?”, sudah pasti tidak pernah.
Padahal, pernahkah anda berfikir bahwa kresek itu tidak ramah lingkungan,??
Karena bahan plastik yang digunakan tidak seperti bahan organik, sampahnya susah
terurai bila di buang. Pernahkah kita menghitung jumlah plastik yang
dikeluarkan setiap harinya?? Milyaraaaan !!
Sayangnya, kita justru sering
melupakan dampak negatif penggunaan tas plastik. Memang tas plastik bekas
sebagian akan terurai dalam bentuk karbondioksida, air, dan kompos dalam waktu
satu atau dua bulan. Namun, kita juga perlu ingat akan kandungan kimia dalam
kantong plastik yang dapat menyebabkan keracunan. Salah satu yang paling
berbahaya adalah tinta tas plastik.
Tas plastik bekas dan limbah-limbah
plastik lainnya juga banyak dibuang ke laut sehingga banyak membunuh hewan
laut. Tampaknya kita harus memikirkan dampak-dampak negatif dari penggunaan tas
platik untuk menjaga kelestarian lingkungan sebelum semuanya terlambat.
Mulailah gunakan bahan-bahan yang lebih cepat terurai seperti kertas, atau
bahkan aneka bahan alami lainnya. Nah, sudahkah Anda peduli dengan alam
sekitar? Alam adalah hidup kita, jadi rawatlah baik-baik alam kita dengan
mengurangi sampah kresek salah satunya.
Sebaiknya
supermarket dan minimarket di Indonesia juga mulai mencontoh hal seperti
ini, untuk mengurangi pemakaian tas kresek. Sebagai informasi, untuk membuat
satu tas kresek, dibutuhkan setara 14 mililiter minyak mentah. Jadi selain
masalah pasca produksi yaitu pengolahan sampah tas kresek, pengurangan
pemakaian tas kresek juga bisa mengurangi konsumsi bahan bakar minyak. Jadi
apabila anda ingin berbelanja, bawalah kresek yang sudah terpakai.Nah, bisakah
anda menerapkannya ??
(Bunga Nurani)